“Would The World Be Better Without Islam ? “

Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia , tentu saja film bertema Islam sangat sering dibuat di negara ini dengan bermacam-macam masalah . Lalu hadir film ini yang merupakan adaptasi dari novel dengan tema masalah yang menurut saya sangat menarik .


Hanum , seorang jurnalis muslim wanita yang ditugaskan untuk pergi ke NewYork , Amerika Serikat untuk mewawancarai secara objektif terkait tema " Apakah dunia akan lebih baik tanpa Islam " , mengingat warga NewYork tentu memiliki banyak rasa benci akan Islam semenjak terror 11 September 2001 . Ditemani oleh suaminya yang memiliki tugas lain namun kebetulan dalam kota yang sama . Hanum pun harus setidaknya mewawancarai seorang wanita muslim berkeluarga di NewYork yang kehilangan kebanggaannya akan islam terkait ia mempercayai suaminya lah yang terkait peristiwa World Trade Center .



Saya ancungkan jempol untuk film ini yang benar-benar mengambil tema tidak biasa seputar Islam , mungkin seharusnya saya tidak mengapresiasi pada filmnya saja , melainkan novelnya juga . Film ini mampu membuat anda tertarik duduk terus untuk menonton filmnya karena seputar pembentukan konsep masalah dalam film ini yang sangat menjanjikan , film ini akan memberikan gambaran Islam secara objektif dengan bersetting di negeri Paman sam , alias film ini menjelaskannya dengan memberikan tokoh yang tidak hanya islam , melainkan dengan reaksi para penduduk New York ,  terlihat menarik bukan ? . Konflik seputar Islamophobia dalam film ini dikemas sangat menarik . Tapi saya rasa sih film ini tidak mengemas Islamophobia yang artinya ketakutan berlebih terhadap islam , namun lebih kepada kebencian terkait peristiwa 9/11 . Bahkan film ini juga memasukan unsur Mystery-Thriller yang semakin menambahkan unsur menarik dalam film ini . Berati saya menyimpulkan untuk memberikan pujian kepada tim produksi ataupun sang pembuat novel yang terus menambahkan unsur unsur menarik dan menjanjikan diawal film tentu tidak akan membuat penonton cepat bosan .

Seiring menariknya masalah utama yang diberikan , plot terus berjalan mengalir dengan lumayan , karakter-karakter terlihat bersahabat , bahkan komedi yang diselingi film ini lumayan berhasil bikin saya tertawa . Lalu tibalah film ini ditengah yang seakan-akan membuat pandangan saya akan film ini dijatuhkan dari gedung . Tidak hanya dalam segi pengejaran plot menuju cerita , bahkan eksekusinya terkesan turun drastis juga . Saya akan membicaran untuk plot cerita dulu , Tiba-tiba pertengah film terkesan dirusak oleh bumbu-bumbu film ini yang merambah menjadi masalah baru di film ini , maksudnya adalah bumbu-bumbu ini , yaitu bumbu percintaan yang memang jadi pengiring manis diawal , namun seiring durasi menuju ketengah , bumbu cinta ini malah menghasilkan masalah baru yang membuat masalah utama terlihat tersingkirkan . Terlihat sangat kasar digabungkan dengan plot utama dan terkesan angat menjengkelkan . Film ini terasa labil karena fokus permasalah yang tidak konsisten . Bahkan masalah baru tersebut tidak terselesaikan di-tengah juga namun terus mengikuti sampai akhir sama seperti sang masalah utama , membuat akhir dalam film ini terasa sangat mengecewakan karena masalah utamanya yang tersaingi . Berbeda jika film lain yang mempunyai masalah tambahan yang memang benar benar sampingan saja , ini terasa masalah sampingan yang dibuat seperti masalah utama .

jadi jika diawal film ini sudah dibuat kagum oleh penjabaran masalah yang menjanjikan , bukannya terus membuat plot yang memecahkan masalah utama itu , malah membuat plot dengan masalah baru , saya benar benar dikecewakan karena masalah utama yang saya kagumi itu tidak dibawa serius . Walaupun masalah utamanya itu tetap diselesaikan dengan baik .



Dari awal menuju tengah juga membuat saya fresh apa yang tim eksekusi berikan . Lalu eksekusi ala "sinetron" pun tiba-tiba hadir ditengah-tengah . Seakan-akan saya berpikir jangan jangan tim produksinya berubah , karena terlihat kontras sekali perbedaan antara eksekusi awal dan tengah-akhir . Banyak sekali adegan yang terlihat sangat dipaksakan untuk membuat plot lebih panjang ataupun sebagai penyelesaian , akting sang karakter seperti sedang PMS diakhir . Terasa tidak serius memang . untuk sinematografi dalam film ini terkesan average dan penataan musik/skoring musik terkesan seadanya , yaa mungkin satu-satunya yang membuat anda duduk tetap menonton adalah masalah utama (bahkan masalah utamanya dibawa tidak serius juga) dan setting New Yorknya . Namun selain itu , pesan bisa dipetik dalam film ini sangat penting , pesan ini tidak hanya membawa ke islam namun ke seluruh dunia .

Film ini mempunyai Cerita yang tidak biasa dengan konflik yang menarik namun seiring durasi berjalan , plot semakin tidak beraturan . Sayang sekali masalah utama film ini yang sangat menarik harus dikecewakan karena banyak masalah sampingan yang berbelit , namun film ini mempunyai pesan yang tidak biasa , menyampaikan bahwa Islam bukanlah agama yang seperti orang Amerika bencikan/Takutkan .